Nama William Wongso, pakar kuliner, food expert, tidak saja dikenal di Tanah Air tetapi juga di dunia. Bukunya, Flavors of Indonesia mendapat ‘Gourmand World Cookbook Awards’ yang bisa diartikan bagai Oscar di dunia perfilman. Memperkenalkan makanan tradisional Indonesia yang ditampilkan secara jelas, latar belakang, bahan dan cara pembuatannya sungguh membuat masakan Indonesia makin dikenal di manca negara. Aktivitas ini adalah bagian dari kecintaan William pada masakan negeri sendiri. Begitu banyak masakan kita dari berbagai daerah dengan aneka keragaman citarasa tetapi tak banyak yang dikenal di dunia luar, katanya suatu waktu. Bandingkan dengan makanan Vietnam, Thailand atau Korea dan Jepang yang begitu mendunia, makanan Indonesia yang banyak di kenal terbatas pada nasi goreng ( yang sebenarnya menurutnya merupakan masakan yang ‘left over’ ) gado-gado, sate.
Dalam buku 30 resep masakan Indonesia yang diprakarsai Kementrian Pariwisata semasa Menteri Elka Mari Pangestu, William Wongso bersama almarhum Bondan Winarno dan beberapa pakar kuliner mewujudkan 30 jenis kuliner Indonesia dalam sebuah buku dengan tampilan dan takaran yang bisa jadi panduan sehingga masakan Indonesia mempunyai standar rasa sesuai dengan citarasa di masing-masing daerah yang mempunyai masakan tradisional tersebut.
Rendang meski pernah menjadi masakan terlezat dunia bukankah satu satunya, masih banyak masakan kita yang bisa diperkenalkan. Maka menjadi Diplomat Kuliner keliling baik oleh undangan para penggiat kuliner dunia, maupun support dari Kementrian Pariwisata membuat William Wongso hampir tak pernah lama menjejakkan kaki di Tanah Air. Selalu berkeliling, dari Amerika, ke beberapa negara di Eropa, Asia, Amerika Selatan dan begitu seterusnya.
Di Indonesia, hampir setiap daerah sudah dikunjunginya. Ia akan mempelajari bahan bahan utama masakan setempat, mencicipi citarasanya dan kemudian memperkenalkannya pada dunia. Kecintaannya pada kuliner Indonesia sudah begitu mendarah daging dan ia dengan mudah dapat menjelaskan beberapa bahan alami yang ada padanannya dengan beberapa bahan di mancanegara. Karena pengetahuan luasnya baik tentang masakan internasional maupun masakan negeri sendiri, bertemu seorang William kita bisa mendapat ‘kuliah’ lapangan dan tambahan pengetahuan yang sulit didapat dari sekokah-sekolah kuliner sekalipun. “Diperlukan banyak usaha untuk melestarikan tradisi seni kuliner kita,” katanya suatu kali. RM.foto.Dok WW.